A. Mineralogi
Mineralogi merupakan suatu kajian terhadap suatu mineral yang dimana dalam mineralogi akan dibahas berbagai macam bagaimana keterbentukan juga bagaimana pengelompokanya yang mencakup:
Ø pembentukan,
Ø keterjadian,
Ø sifat-sifat,
Ø susunan, dan
Ø klasifikasinya.
Dalam mineralogi akan dibahas juga tentang mineragrafi yaitu tentang sebuah kajian terhadap suatu mineral yang kedap akan cahaya atau sering disebut dengan sebutan opaque minerals pada sebuah sayatan poles atau polished section dengan menggunakan sebuah mikroskup sinar pantul atau sering disebut dengan sebutan reflected-light microscope.
Pada awalnya, suatu mineralogi lebih atau sangat menitikberatkan pada suatu tatanan sistem klasifikasi pada suatu mineral pembentuk batuan. Adapaun suatu organisasi yang mencakup pemberian nama pada suatu mineral yang dimana seluruh anggotanya adalah para ahli-ahli geologi yang dinamakan international mineralogical association atau disingkat dengan singkatan IMA. Dimana IMA ini sangat berperan penting dalam pemberian setiap mineral.
Dalam suatu tatanan mineral terdapat sifat-sifat yang telah menjadi bagian dari sebuah mineral, yang diantaranya ialah:
Ø Sifat-sifat kimia
Sifat-sifat atau karakteristika kimia yang memiiki susunan kimia, hubungan anatara atom, hubungan atar molekul, radius, atom, dsb.
Mineralogikimia mencakup klasifikasi dan penggunaanya.
Ø Sifat-sifat fisik
Sifat-sifat fisik dari mineral mencakup beberapa hal seperti bangun atau dapat disebut dengan struktur kristal, bentuk umum atau sering disebut dengan habit kristal, kembar atau sering disebut twinning, belah , kilap, warna, coreng
Ø Sifat-sifat optic
indeks refraksi, pleokhroisma, dsb. Kajian sifat optik berdasarkan sinar bias dan pantul menjadi Mineralogi optik.
Mineralogi pun memiliki hubunganya dengan dunia pertambangan karena mempelajari bagaimana keadaan mineral di bumi dengan mempelajari sifat-sifat dari mineral, oleh karena itu mineralogy sangat memiliki kaitanya dengan dunia pertambangan.
B. Mineral
Secara umum mineral dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang alami yang dalam setiap keterbentukya dapat melalui proses geologis. Dalam istilahnya suatu mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral juga termasuk kedalam komposisi suatu unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang teramat sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui.
Secara klasifikasi dan fungsi dari suatu mineral, mineral dibagi menjadi 4 macam, diantaranya:
Ø Mineral pembentuk batuan
Mineral pembentuk batuan ini tebagi atas mineral yang dapat menyusun suatu batuan beku dan mineral utama juga pengikutnya.
Kelompok mineral ini yang keterdapatannya hanya dalam suatu jumlah tertentu pada setiapp batuan maka akan dapat menentukan nama pokok dari batuan-batuan terutama batuan beku
Ø Mineral bijih
Mineral bijih merupakan suatu mineral yang didapat dalam suatu batuan yang diambil bahan logamnya saja.
kelompok mineral yang satu ini merupakan suatu batuan yang dimana oleh daripada itu mineralnya dapat diambil atau diekstrak logamnya
Ø Mineral primer
Mineral promer dapat dikatakan sebagai mineral yang dalam suatu pembentukannya dapat langsung bertalian dengan suatu proses pembekuan magma.
mineral yang terbentuk dari suatu proses pembekuan suatu magma atau hasil daru penghabluran yang sering dinamakan kristalisasi yang secara langsung dari magma dalam pembentukan sebuah batuan. mineral primer dapat berupa mineral utama atau mineral ikutan.
Ø Mineral Sekunder
Mineral sekunder merupakan suatu mineral yang pada saat pembentukannya disebabkan oleh suatu proses dari luar.
mineral ini terbentuk diakibatkan karna adanya sebuah proses yang banyak dialami oleh setiap mineral primer pada batuan. Mineral sekunder ini hanya dapat terbentuk karena suatu pengaruh intrusi dari magma atau suatu kegiatan atmosfer.\
Contoh: limonit, mineral lempung seperti kaolin (felspar), sausurit (Ca-plagioklas), monmorilonit, smektit, illite.dll
Sebagai orang-orang yang berkutat dalam dunia pertambangan. Maka, pengenalan suatu mineral dapat dikatakan sangat dikarnakan. Dengan, mengetahui sifat dari suatu mineral maka diharapkan dalam pekerjaan setiap bertemu dengan banyaknya mineral di dalam perut bumi ini maka tidak akan merasa kebingungan lagi.
Dalam pengenalan mineral dapat dilakukan dengan 3 macam cara, yaitu:
Ø Megaskopis
Dalam mengenali mineral dengan cara ini. Maka, pengenalan mineral itu sendiri dapat dilakukan secara langsung tanpa sedikitpun ada bantuan dari suatu alat seperti mikroskup atau hanya dengan mata biasa saja. Adapun alat pengenal atau dapat dikatakan sebagai pembesar yang digunakan biasanya lup yang dilakukan dari 10-20 kali.
Ø Mikroskopis
Selain dengan menggunakan cara megaskopis dalam pengenalan mineral dapat juga dilakukan dengan bantuan mikroskup baik polarisasi, refleksi maupun binokuler. Namun perbedaan dari mikroskopis dengan megaskopis ini adalah dari cara penganalisaan melalui mata. Karna megaskopis dapat dilihat oleh mata telanjang sedangkan mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskup.
Ø Analisis laboratorium
Selain itu pengenalan mineral dapat dilakukan di laboratorium dengan cara di analisa secara kimia dengan seksama.
Setiap mineral merupakan suatu unsur atau senyawa yang didalam keadaan normalnya memiliki unsure-unsur kristal dan terbentuk dari hasil berbagai macam proses proses geologi.
Dalam sebuah tatanan klasifikasi modern pada suatu mineral telah mengikutsertakan suatu kelas organik kedalam daftar mineral.
Dalam mengklasifikasikan suatu mineral, senyawa haruslah berupa suatu padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk secara alami dan memiliki komposisi kimia yang tertentu.
Suatu mineral pasti memiliki suatu susunan kimia. Maka oleh karena itu, setiap mineral dapat dikelompokan sesuai susunanya. Dengan demikian pengklasifikasian mineral dapat dipermudah dengan cara membedakan suatu mineral sesuai
Mineral dapat dikelompokan sesuai dengan susunanya, yaitu:
Ø Mineral silikat
Ø Mineral oksida
Ø Mineral sulfida
Ø Mineral karbonat
Ø Mineral Sulfat
Ø Mineral Sulfosat
Mineral merupakan unsur utama penyusun tanah dan sangat berpera dalam menentukan sifat kimia dan fisika tanah. Mineral merupakan salah satu indikator terpenting mengenai pelapukan yang telah terjadi. Sehingga, keberadaanya suatu jenis mineral didalam tanah dapat dijadikan suatu petunjuk bagaimana proses pembentukanya terjadi.
C. Pengujian Mineral
Preparasi sayatan pipih standar, sayatan pipih dengan impregnasi blue dyed dan carbonate staining, sayatan butir terpoles, sayatan pipih poles, preparasi pelat inklusi fluida, preparasi untuk pengujian petrofisika, batubara, dan pemolesan batuan.
Pengujian mineragrafi dan petrologi dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain:
Ø Petrografi umum dan petrografi rinci. Pengujian menggunakan peralatan mikroskop transmisi polarisasi Leitz berbagai tipe yang dilengkapi dengan kamera manual dan kamera digital dan point counter Swift-F.
Ø Petrografi organik. Pengujian menggunakan mikroskop Zeiss-Axioplan J&M-PMTIII HBO100-MSP200, untuk menentukan nilai reflektan vitrinit, kematangan dan komposisi petrografi untuk batubara dan kerogen.
Ø Petrografi bijih. Pengujian menggunakan mikroskop refleksi polarisasi Swift-MP3502A dan Leitz-Laborlux-11Pol-R.
Ø Petrografi butiran. Pengujian menggunakan mikroskop binokuler.
No comments:
Post a Comment