slid

Wednesday, October 30, 2013

Busur Sulawesi


BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan bahan galian industri dimana sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pemasukan devisa yang besar bagi negara. Bahan galian adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal). Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan.
Indonesia merupakan kepulauan yang dinamik yang terbentuk akibat pertumbuhan 3 lempeng Lempeng Eurasia, Lempeng India-australia dan lempeng pasifik.  Pergerakan tektonik convergence, spreading, subduction, obduction, collision dll di selanjutnya diikuti oleh proses intrusi magmatik, pembentukan batuan piroklastik dan batuan sediment seiring pembentukan volcano magmatik arc. Busur kepulauan Indonesia yang juga bias didefinisikan sebagai Cenozoic volcano plutonic arc memiliki bentangan sepanjang 9000 km dan sebagian besar dari bentangan tersebut memiliki potensi sumberdaya mineral. Volcano magmatic arc atau umumnya disebut busur magmatik yang merupakan produk dari proses tektonik, memiliki kaitan yang erat dengan pembentukan  proses-proses mineralisasi di kerak bumi. Mineral logam pada umumnya terbentuk di Busur magmatik tersebut. Batuan – batuan yang terbentuk pada Busur magmatik khususnya yang berasosiasi dengan mineralisasi terdiri dari batuan vulkanik, batuan intrusive. Pada makalah ini penulis akan membahas tentang busur Sulawesi(Sulawesi Arc).


1.2         Maksud dan Tujuan
1.2.1      Maksud
Adapun maksud dari makalah ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan tentang busur magmatic. Terutama busur Sulawesi(Sulawesi Arc).
1.2.2      Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
·                    Untuk mengetahui pembagian mandala yang ada di busur Sulawesi
·                    Jenis Endapan bahan galian yang terdapat di busur Sulawesi
·                    Untuk mengetahui kondisi geologi regional yang terdapat di busur Sulawesi.


BAB II
LANDASAN TEORI


Sebagai daerah pertemuan tiga lempeng aktif, Indonesia juga memiliki daerah busur kepulauan yang menyebar sepanjangan wilayah timur – selatan Indonesia. Pergerakan lempeng – lempeng secara aktif pada masa neogen menyusun Indonesia menjadi beberapa jalur aktif busur magmatik. Indonesia memiliki 7 jalur utama busur magmatik dan beberapa busur minor. Ketujuh busur mayor tersebut adalah:
1.         Busur Sunda-Banda (Neogen)
2.         Busur Sumatra-Meratus (Pertengahan dan Akhir Cretaceous)
3.         Busur Halmahera (Neogen)
4.         Busur Sulawesi-Timur Mindanao (Neogen)
5.         Busur Kalimantan Tengah (pertengahan Tertiary dan Neogen)
6.         Busur Tengah Irian Jaya (Neogen)
7.         Busur Aceh (Neogen)
Gambar 2
Pembagian Busur di Indonesia

Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau lainnya. Apabila melihat busur-busur disekelilinya Benua Asia, maka bagian concaxnya mengarah ke Asia tetapi Pulau Sulawesi memiliki bentuk yang justru convaxnya yang menghadap ke Asia dan terbuka ke arah Pasifik, oleh karena itu Pola Sulawesi sering disebut berpola terbalik atau inverted arc.Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang dalam. Dibagian utara dibatasi oleh Basin Sulawesi ( 5000 – 5500 m ). Di bagian Timur dan Tenggara di batasi oleh laut Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan kedalaman mencapai 4500 – 5000 m. Sedangkan untuk bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2000-2500m).
Sebagian besar daerahnya terdiri dari pegunungan dan tataran rendah yang terdapat secara sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif lebar dan padat penduduknya adalah dibagian lengan Selatan. Berdasarkan orogenesenya dapat dibagi ke dalam tiga daeran (Van Bemmelen, 1949) sebagai berikut :
1.            Orogenese di bagian Sulawesi Utara
Meliputi lengan Utara Sulawesi yang memanjang dari kepulauan Talaud sampai ke Teluk Palu – Parigi. Daerah ini merupakan kelanjutan ke arah Selatan dari Samar Arc. Termasuk pada daerah ini adalah Kepulauan Togian, yang secara geomorfologis dikatakan sebagai igir Togian (Tigian Ridge). Daerah orogenese ini sebagain termasuk pada inner arc, kecuali kepulauan Talaud sebagai Outer Arc.
2.            Orogenese di bagian Sulawesi Sentral
Dibagian sentral ini terdapat tiga struktur yang menjalur Utara – Selatan sebagai berikut:
-               Jalur Timur disebut Zone Kolonodale terdiri atas lengan timur dan sebagian yang nantinya bersambung dengan lengan Tenggara. Sebagai batasnya adalah garis dari Malili – Teluk Tomori. Daerah ini oleh singkapan-singkapan batuan beku ultra basis.
-               Jalur Tengah atau Zone Poso, batas Barat jalur ini adalah Medianline. Zona ini merupakan Graben yang memisahkan antara Zona Barat dan Timur.Dibagian Utara Zone ini terdapat Ledok Tomini dan di Selatannya terdapat Ledok Bone. Daerah ini ditandai oleh mayoritas batuan Epi sampai Mesometamorfik crystalline schist yang kaya akan muscovite.
-               Jalur Barat atau Zona Palu, ditandai oleh terdapat banyaknya batuan grano – diorite, crystalline schist yang kaya akan biotite dan umumnya banyak ditemui juga endapan pantai. Zona ini dibagian Utara dibatasi oleh Teluk Palu – Parigi, di Selatan dibatasi garis dari Teluk Mandar – Palopo. Dari Teluk Mandar – Palopo ke arah selatan sudah termasuk lengan Selatan – Sulawesi. Daerah jalur Barat ini merupakan perangkaian antara lengan Utara Zone Palu dan lengan selatan merupakan satuan sebagain Inner Arc.
3.            Orogenese di bagian Sulawesi Selatan
Secara garis besar tangan selatan Sulawesi merupakan kelanjutan Zone Palu (Zone bagian barat Sulawesi Tengah) dan tangan tenggara merupakan kelanjutan dari tangan Timur Sulawesi (Zone Kolonodale). Secara Stratigrafi antara lengan selatan dan lengan tenggara banyak memiliki kesamaan, begitu juga antara Zone Palu Lengan Utara dengan Zone Kolonodale Lengan Timur dilain fihak. Walaupun demikian diantaranya terdapat perbedaan-perbedaan sebagai contoh bagian ujung selatan (di Selatan D. Tempe).


2.1         Geologi Regional
Sulawesi terletak pada pertemuan Lempeng besar Eurasia, Lempeng Pasifik, serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks. Kumpulan batuan dari busur kepulauan, batuan bancuh, ofi olit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa proses penunjaman, tubrukan, serta proses tektonik lainnya (Van Leeuwen, 1994). Berdasarkan keadaan litotektonik, Sulawesi dibagi tiga mandala, yaitu: Mandala barat sebagai jalur magmatik yang merupakan bagian ujung timur Paparan Sunda; Mandala tengah berupa batuan malihan yang ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia; dan Mandala timur berupa ofi olit yang merupakan segmen dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias - Miosen. Van Leeuwen (1994) menyebutkan bahwa mandala barat sebagai busur magmatik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bagian utara dan barat. Bagian utara memanjang dari Buol sampai sekitar Manado, dan bagian barat dari Buol sampai sekitar Makassar. Batuan bagian utara bersifat riodasitik sampai andesitik, terbentuk pada Miosen - Resen dengan batuan dasar basaltik yang terbentuk pada Eosen - Oligosen. Busur magmatik bagian barat mempunyai batuan penyusun lebih bersifat kontinen yang  terdiri atas batuan gunung api - sedimen berumurMesozoikum - Kuarter dan batuan malihan berumur Kapur. Batuan tersebut diterobos granitoid bersusunan terutama granodioritik sampai granitik yang berupa batolit, stok, dan retas.
Secara geologi, sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen ( Busur kepulauan Asia timur dan system pegunungan sunda ).Sehingga, hamper seluruhnya terdiri dari pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan di antara pulau- pulau besar di Indonesia (Sutardji, 2006 :100).
Gambar  2.1
Peta Sebaran Batuan (Van Leeuwen, 1994)

2.2         Pembagian Litogenetik di Pulau Sulawesi
Berdasarkan keadaan litotektonik Pulau Sulawesi dibagi 3 yaitu:
·                     Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano - Plutonic Arc) sebagai jalur magmatik (Cenozoic Volcanics and Plutonic Rocks) yang merupakan bagian ujung timur Paparan Sunda;
·                     Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt) berupa batuan malihan yang ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia;
·                     Mandala timur (East Sulawesi Ophiolite Belt) berupa ofiolit yang merupakan segmen dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias-Miosen

Gambar 2.2
Peta litogenetik pulau sulawesi

2.2.1      Mandala barat
Van Leeuwen (1994) menyebutkan bahwa mandala barat sebagai busur magmatik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bagian utara dan barat.Bagian utara memanjang dari Buol sampai sekitar manado Batuan bagian utara bersifat riodasitik sampai andesitik, terbentuk pada Miosen- Resen dengan batuan dasar basaltik yang terbentuk pada Eosen-Oligosen. Bagian barat dari Buol sampai sekitarMakassar. Busur magmatik bagian barat mempunyai batuan penyusun lebih bersifat kontinen yang terdiri atas batuan gunung api – sedimen berumur Mesozoikum- Mesozoikum Kuarter dan batuan malihan berumur Kapur. Batuan tersebut diterobos granitoid bersusunan terutama granodioritik sampai granitik yang berupa batolit, stok, dan retas.
Ø    Mandala Barat bagian Utara (Sulawesi Utara)
Geologi daerah Sulut didominasi oleh batugamping sebagai satuan pembentuk cekungan sedimen Ratatotok.
·                     Satuan batuan lainnya adalah kelompok breksi dan batupasir, terdiri dari breksi-konglomerat kasar, berselingan dengan batupasir halus-kasar, batu lanau dan batu lempung yang didapatkan di daerah Ratatotok – Basaan, serta breksi andesit piroksen.
·                     Kelompok Tuf Tondano berumur Pliosen terdiri dari fragmen batuan volkanik kasar andesitan mengandung pecahan batu apung, tuf, dan breksi ignimbrit, serta lava andesit-trakit. • Batuan Kuarter terdiri dari kelompok Batuan Gunung api Muda terdiri atas lava andesit-basal, bom, lapili dan abu
·                     Kelompok batuan termuda terdiri dari batugamping terumbu koral, endapan danau dan sungai serta endapan alluvium.
Ø    Mandala Barat Bagian Barat (Sulawesi Selatan)
Berdasarkan pengamatan geologi pada data penginderaan jauh dan lapangan, maka batuan di daerah Enrekang dapat dibagi menjadi 8 satuan,yaitu:
·                     Satuan batupasir malih (Kapur Akhir)
·                     Satuan batuan serpih (Eosen-Oligosen Awal)
·                     Satuan batugamping (Eosen)
·                     Satuan batupasir gampingan (Oligosen- Miosen Tengah)
·                     Satuan batugamping berlapis (Oligosen-Miosen Tengah)
·                     Satuan klastika gunungapi (Miosen Akhir)
·                     Satuan batugamping terumbu (Pliosen Awal)
·                     Satuan konglomerat (Pliosen)
Struktur geologi yang berkembang di daerah ini terdiri atas sesar naik, sesar mendatar, sesar normal dan lipatan yang pembentukannya berhubungan dengan tektonik regional
2.2.2      Mandala Tengah
Gambar 2.2.2
Zona Patahan Palu Koro

Urut-urutan stratigrafi dari muda hingga tua sebagai berikut :
·                     Endapan alluvium,
·                     Endapan teras (Kuarter),
·                     Batuan tufa (Pliosen - Kuarter),
·                     Batuan sedimen termetamorfose rendah dan batuan malihan yang keduanya termasuk Formasi Tinombo (Kapur Atas - Eosen Bawah)
·                     Batuan Gunung Api (Kapur Atas – Oligosen Bawah) yang menjemari dengan Formasi Tinombo
·                     Batuan intrusi granit (Miosen Tengah – Miosen Atas) ditentukan menerobos batuan malihan Formasi Tinombo.
2.2.3      Mandala Timur
Sesar Lasolo yg merupakan sesar geser membagi lembar daerah Kendari menjadi dua lajur, yaitu:
Ø    Lajur Tinondo, yang menempati bagian barat daya
Ø    Lajur Hialu yang menempati bagian timur laut daerah ini.
Struktur lipatan hasil analisis data gaya berat daerah ini menunjukkan potensi sumber daya geologi yang sangat besar, berupa: panas bumi dan endapan hidrokarbon. Panas Bumi berada di sekitar daerah Tinobu. Kecamatan Lasolo, sepanjang sesar Lasolo. Cebakan Hidrokarbon di sekitar pantai dan lepas pantai timur daerah ini, seperti : daerah kepulauan Limbele, Teluk Matapere (Kepulauan Nuha Labengke). Wawalinda, Telewata, Singgere, pantai utara Kendari, dan lain sebagainya.
Adapun Formasi batuan yang terdapat didaerah sulawesi selatan adalah formasi Latimojong  yang berumur Kapur. Formasi ini telah termetamorfisme dan menghasilkan filit, serpih, rijang, marmer, kwarsit dan beberapa intrusi bersifat menengah hingga basa. Formasi Toraja yang terdiri dari Tersier Eosen Toraja  dan Tersier Eosen Toraja Limestone  yang berumur Eosen  terdiri dari serpih, batugamping dan batupasir serta setempat batubara, batuan ini telah mengalami perlipatan kuat. Kisaran umur dari fosil-fosil yang dijumpai pada umumnya berumur Eosen Tengah sampai Miosen Tengah. Satuan Batuan termuda berupa endapan aluvial dan pantai yang terdiri dari lempung, lanau, pasir kerikil dan setempat-setempat terdapat terdapat terumbu koral (Qal) menempati daerah pesisir timur dan barat.

2.3       Geologi Sulawesi
Secara geologi, sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen ( Busur kepulauan Asia timur dan system pegunungan sunda ).Sehingga, hamper seluruhnya terdiri dari pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan di antara pulau- pulau besar di Indonesia (Sutardji, 2006 :100) Secara rinci fisiografi sulawesi adalah sebagai berikut :
Ø     Lengan Utara Sulawesi
Pada lengan ini, fisiograsinya terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan aspek geologinya. Ketiga bagian tersebut adalah :
1.         Seksi Minahara, merupakan ujung timur dari lengan utarasulawesi dengan arah timur laut barat daya yang bersambung dengan penggungan sangihe yang didirikan oleh aktifitas vulkanis pegunungan soputan.
2.         Seksi gorontalo merupakan bagian tengah dari lengan utara sulawesi dengan arah timur ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang lebar daratanya sekitar 35 – 110 km, tapi bagian baratnya menyempit 30 km ( antara teluk dondo dipantai utara dan tihombo di pantai selatan ). Seksi ini dilintasi oleh sebuah depresi menengah yang memanjang yaitu sebuah jalur antara rangkaian pegunungan di pantai utara dan pegunungan di pantai selatan yang disebut zone limboto :
3.         Jenjang sulawesi utara, merupakan lengan utara sulawesi yang arahnya dari utara ke selatan dan terdapat depresi ( lanjutan zone limboto di gorontalo ) yang sebagian besar di tutup oleh vulkan – vulkan muda, sedangkan antara lengan utara dan lengan timur di pisahkan oleh teluk tomini yang lebarnya 100 km di bagian timur dan sampai 200 km di bagian barat sedangkan dasar teluknya semakin dangkal kea rah barat ( ( kurang dari 2000 meter ) dan di bagian tengah teluk tomini tersebut terdapat pegunungan di bawah permukaan air laut dengan bagian tinggi berupa kepulauan togian ( Sutardji ; 2006 : 101 )
Ø    Lengan Timur
Lengan timur sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat di bedakan menjadi tiga bagian. Tiga bagian tersebut adalah
1.         Bagian timur, berupa semenanjung Bualeno yang di pisahkan dengan bagian tengah oleh tanah genting antara teluk poh dan teluk besama
2.         Bagian tengah, dibentuk oleh pegunungan Batui dengan pegunungan Batulumpu yang arahnya timurlaut-baratdaya yang berangsur-angsur lenardari 20 km di timur sampai 80 km di utara Bunku.
3.         Bagian barat, merupakan pegunungan tinggi yang membujur antara garis ujng Api sampai Teluk Kolokolo bagian timur dan garis Lemoro sampai teluk Tomini di barat dan lebarnya sekitar 75-100 km ( Sutardji, 2006 : 101 )
4.         Lengan Tenggara
Batas antara lengan tenggara dengan bagian tengah sulawesi adalah berupa tanah gentingantara teluk Usu dengan teluk Tomori yang lebarnya 100 km. Sedangkan lengan tenggara Sulawesi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
·                     Bagian utara, berupa massip-massPeridotit dari pegunungan Verbeek yang di tengahnya terdapat dua graben yaitu danau Matana dan Danau Tomini yang letaknya berada ntara teluk Palopo ( Ujung utara teluk Bone ) dengan Teluk Tolo.
·                     Bagian Tengah, berupa Pegunungan Mekongga di sebelah barat dan sediment peridorit di sebelah timur yang di batasi oleh Pegunuingan Tangeasinua, sedangkan antara kedua pegunungan tersebut terdapat basin yang dialiri sungai Konewha, sedangkan kea rah tenggara jalur ini tenggelam dan membentuk teluk-teluk dan pulau-pulau kecil serta berkelanjutan sampai kepulauan Manui.
·                     Bagian Selatan, merupakan suatu depresi yang membujur dari arah barat ke timur yang membentang antara Kendari dan Kolaka yang diisi dataran Aluvial yang berawa sedangkan di bagian selatannya berupa pegunungan dan bukit-bukit yang teratur dengan membujug barat ke timur.
4.         Lengan Selatan
Bagian sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis enggara-baratlauit dari muara sungai Karama sampai Palopo. Batas lengan utara dari garis timurlaut-barat daya dari palopo sampai teluk Mandar. Namun secara geologis bagian barat lengan sulawesi tengah termasuk Pegunungan Quarles yang lebih dekat hubungnnya dengan bagian selatan dengan lemngan selatan ( Sutardji, 2006 : 103 ).
Fisiografi lengan selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada di antara Majene yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan pegunungan Latimojong dipisahkan oleh lembah Sadang dan diantara lembah Sadang dan teluk Bone terdapat Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara ke selatan dengan ketinggian sekitar 3000 mdpl. Pada bagian utara dan selatan lengan ini dipisahkan oleh depresi dengan arah baratlau-tenggara yang terdapat danau-danau seperti Tempe, Sidenreng, dan danau Buaya. Pada bagu\ian selatannya lengan ini mempunyai ketinggian yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bagian utara. Di daerah ini ada dua jalur pegunungan yaitu di bagian barat dengan ketinggian diatas 1000 mdpl dan bagian timur dengan ketinggian 800 mdpl yang dipisahkan oleh lembah Sungai Walaneia. Kedua jalur pegunungan tersebut di sebelah selatan pegunungan Bontorilni, bersatu sebagai hulu sungai Walaneia yang mengalir ke utara tertutup oleh vulkan besar Lampobatang. Sedangkan di luar pantai Makasar terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian karang, dan di luar pantai Watampone terdapat dangkalan dengan rangkaian karang, laut dangkal dan sebelah baratnya menurun sampai palung Bone
1.         Sulawesi Tengah
Keempat lengan dari pulau Sulawesi bertemu di bagian tengah. Bagian ini di batasi oelh garis yang melalui Donggala-parigi_Lemore Teluk Tomini dari lengan utara dan timur, garis dari Mojene_palopor Dongi sampai teluk Temori membatasi dengan lengan selatan dan tenggara. Bagian tengah Sulawesi terbagi dalam tiga zona yang memiliki perkembangan Geologi yang berbeda dan mengarah utara-selatan (Sutardji, 2006:104). Ketiga zona tersebut adalah :
·                     Zona Palu, merupakan busur dalam vulkanis, tetapi telah padam, zona ini bersatu ke utara dengan Sulawesi utara dan selatan dengan Sulawesi selatan Batuan utama seperti grafik.
·                     Zona Poso, emrupakan palung antara yang seperti Granit dan endapan sediment pantai batuan metamosif dengan endapan konglomerat, batu pasar dan letaknya tidak selaras diatas batuan metamotif.
3.         Zona Kolondale, merupakan busur luar dengan dicirikan oleh batuan ultra basa, batuan segimen yang terdiri dari gamping dan batu api usia mesozaikum (Sutardji, 2006:104).
           


2.4         Jenis Endapan Mineral
Pada busur ini, aktivitas magmatik cenderung berada pada daerah bawah laut dan juga tersusun oleh batuan sedimen sebagai akumulasi kegiatan tektonik aktif di daerah ini. Dominasi busur ini adalah aktivitas lempeng aktif yang membentuk lengan – lengan kepulauan Sulawesi. Akibat pertemuan tiga lempeng samudera yang berada di sulawesi arc menyebabkan magma basa sehingga menghasilkan mineral yang mengandung logam berat. Akibatnya, mineralisasi yang terjadi meliputi porfiri emas-tembaga, endapan sulfidasi tinggi, sediment hosted gold, dan urat sulfidasi rendah.
Berdasarkan geologinya, lengan timur dan tenggara di dominasikan oleh batuan malihan dan afiolit yang terobdaksi pada miosen ke atas. Mandala timur, Benua mini banggai-Sulawesi berasal dariAustralia dan berumur Palezoikum-Mesozoikum (Smith and Silver, 1991 dalam Soemandjuntak, 2004:26). Sedangkan pada lengan selatan di dominasi oleh batuan gunung api dan lengan selatan di dominasik oleh batuan gunung api dan terobosan Miosen lebih muda yang membentuk sabuk lipatan diatas tepi bagian timur daratan sunda (Katili 1978 dalam Soemandjuntak, 2004:26). Pada bagian tengah pulau Sulawesi didominasi batuan yang berasal dari aktivitas volkanik seperti granit. Sedangkan pada lengan utara di dominasi oleh batuan metamorf seperti Sekis Kristalin dan Phelit. Dilihat dari Geologi regional di lengan selatan pulau Sulawesi yang terdapat formasi latimojong yang terdiri atas batuan batu lava, batu pasir termetakan, batuan sabak, filit dan sekis merupakan formasi batuan yang mirip dengan geologi Kalimantan Barat yaitu tepian benua yang terbentuk oleh proses penunjaman. Sehingga diperkirakan Sulawesi dan Kalimantan, dulunya merupakan satu kesatuan daratan lempeng Eurasia.
BAB III
KESIMPULAN


Berdasarkan keadaan litotektonik Pulau Sulawesi dibagi 3 yaitu: Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano - Plutonic Arc) sebagai jalur magmatik (Cenozoic Volcanics and Plutonic Rocks) yang merupakan bagian ujung timur Paparan Sunda, Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt) berupa batuan malihan yang ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia, Mandala timur (East Sulawesi Ophiolite Belt) berupa ofiolit yang merupakan segmen dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias-Miosen.
Adapun jenis endapan bahan galian yang terdapat di busur Sulawesi lengan tenggara dominasikan oleh batuan malihan dan afiolit. Sedangkan pada lengan selatan di dominasi oleh batuan gunung api dan lengan selatan di dominasik oleh batuan gunung api. Pada bagian tengah pulau Sulawesi didominasi batuan yang berasal dari aktivitas volkanik seperti granit. Sedangkan pada lengan utara di dominasi oleh batuan metamorf seperti Sekis Kristalin dan Phelit. Selain itu juga di busur Sulawesi terbentuk magma basa maka lebih dominan mineral berat seperti nikel, emas dll.
Adapun kondisi geologi regional busur sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen ( Busur kepulauan Asia timur dan system pegunungan sunda ). Sulawesi terletak pada pertemuan Lempeng besarEurasia, Lempeng Pasifik, serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks.





DAFTAR PUSTAKA


·                     F. Sompontan, Amstrong, 2009”Formasi Geologi Sulawesi”, ITB, Bandung.
·                     Joko Suprapto, Sabtanto , 2006,” Geokimia regional Sulawesi bagian Utara
·                     percontoh endapan sungai aktif -80 mesh”, Pusat Sumber daya Geologi,Bandung
·                     http://www.scribd.com/doc/69127274/Metallogenic-Province-Abah
·                     http://yudi81.wordpress.com/2011/05/07/skala_waktu_geologi/

No comments:

Post a Comment